Sabtu, 11 Januari 2014

Ukiran dari untaian kata

Dunia ini tidaklah seindah yang diimpakn oleh mereka yang melukis dunia dengan segala kemewahan keindahan dan fasilitas yang di berikan. Setiap puncak yang berhasil kita capai itu bukanlah keberhasilan yang sesunggunya, karena itu adalah awal yang baru yang harus kita tempuh untuk puncak yang selanjutnya. Puncak yang mungkin lebih sulit. Dimana diri kita slalu di tuntun untuk menjadi yang lebih baik, jika tidak bisa melaluinya, mungkin kita tidak hanya di turunkan ketingkat sebelumnya, bisa jadi kita akan di jatuhkan ketempat yang lebih buruk dari titik awal kita memulai. Perjuangan yang harus ditempuh sampai batas waktu yang di tentukan. Setiap orang yang melaluinya tidak ada yang mengetahui batas waktu dia bisa menyelesaikannya.
Tantangan bagaimana bisa bertahan mencapai puncak selanjutnya dengan bisa memenuhi semua bekal yang kita butuhkan. Tentunya bukan dengan seorang diri tapi banyak orang yang terkait, banyak yang perlu kita bantu dan banyak yang akan membatu kita. Saling mendukung untuk bisa mecapainya bersama, menerima kita, melindungi, dan salalu ada. Kita ada dalam dunia yang penuh tantangan karena mereka ada. Keluarga dan saudara adalah orang yang paling berperan untuk kita perjuangkan dan memperjuangkan kita.
Tantangan bagaimana melawan perasaan yang bergelora dalam hati. Untuk mecapai apa itu puncak yang sejatinya bekal yang sudah kita bawapun tidak mampu mengatasi semuanya untuk memenuhinya. Jika perasaan bergejolak seperti cinta telah mengarungi dalamnya hati, sulit lah logika berbicara mengenai devinisi yang sepertinya mudah. Jatuh dan terpuruk seakan tidak mampu bangun kembali. Sering pada tahap ini orang-orang akan jatuh dan tepuruk. Ketika perasaan cinta tidak terbalaskan, sedangkan cinta seperti sudah mengalir dalam darah. Hatipun  yang tugasnya menghilangkan racun-racunpun tak dapat berfungsi karena telah kehilngan kendali dengan pikiran yang mengontrolnya. Sedangkan mereka yang baru berdatangan seakan ingin mengisi ruang hati yang kosong hanyalah berucapjanji-janji manis yang ternyata hanya sebuah omong kosong besar.
Lantas harus seperti apa yang aku percaya. Hati ini seperti semakin beku, dan sulit untuk diluluhkan bahkan dengan diriku sendiri. Tapi tidak untuk dia yang masih mengisi tempatnya tanpa tersingkirkan waktu. Tapi dia juga yang menciptakan keraguan dan kehampaan yang sampai sekarang aku rasakan. Dia yang menutup hati ini untuk bisa menerima yang lain. Seakan-akan dialah yang terakhir yang bisa mengisi hatiku, tapi kenapa perasaan ini juga terkadang mengatakan kita sudah berakhir. Aku terkadang merasakan kita ini hanyalah teman, kadang lebih dari sekedar tman, terkadang juga aku merasakan aku ini bukan siapa-siapa.

Sangat sulit dimengeri, setiap puncak kehidupan yang harus kita jalani ada masanya kita harus menentukan arti hidup sebenarnya, agar kita mengerti dimana posis terbaik kita untuk orang lain. Boleh kita mencintai, memberikan sepenuh hati perhatian kita. Tapi jangan sampai semua itu tidak dihargai dan hanya menjatuhkan harga diri kita. Karena itu yang akan menentukan kita untuk naik ke level yang selanjutnya untuk tantangan yang lebih lagi.