Minggu, 21 Desember 2014

Akan Datang waktunya berfikir yang sama

Saat aku memahami diriku aku akan tau siapa dan seperti apa yang akan datang suatu saat nanti. Tapi disaat itu datang aku akan menghilangkan segala harapanku untuk yang datang lebih baik lagi. bukan putus asa atau tidak ada pilihan atau sudah waktunya, tapi kesempatan tidak akan datang dua kali. kesempurnaan hanya milik Allah, dan setiap manusia hanya bisa saling menyempurnakan.

When I understand myself I would know who and what will come someday. But when it came I would eliminate all hope for the coming better. not desperate or no choice or it's time, but the opportunity will not come twice. perfection belongs only to Allah, and every human being can only complete each other.

Rabu, 17 Desember 2014

Saat itu Harapanku

Hari ini aku memasukan lamaran pekerjaan untuk kesekian kalinya dengan harapan mendapatkan panggilan dan bisa segera sibuk bekerja seberti banyak teman-teman lainnya. Dan seperti biasanya tidak banyak yang aku lakukan untuk hari ini, hanya dikamar kos yang kecil yang setiap kali jalan berapa langkah sudah sampai dengan tembok lagi, tidur saat sudah sangat lelah apa lagi yang harus aku lakukan , dan sesekali mengecek hp kali aja ada yang bbm tiba-tiba ngajak jalan atau makan bareng (ngarep banget), atau mungkin tiba-tiba ada teman yang Tanya kabar. Entah harapan atau hayalan yang hampir setiap hari aku lakukan ini. Dimana ingin sekali sibuk dengan pekerjaan menjadi wanita karir dan memiliki seseorang yang sayanga special, iya tau lah pacar maksud aku.
Tidak sedikit yang aku pikirkan setiap harinya untuk bagaimana aku bisa berjalan seperti yang lainnya dengan banyak kekuatan dari cinta setiap pasangannya. Tapi yang harus aku kuatkan saat ini adalah bagaimana aku bisa menemukan kembali jati diriku yang aku merasa itu hilang. Tuhan aku semakin merasakan bahwa sangat keroposnya imanku.
Aku memahami betapa keroposnya imanku dan aku diingatkan ini saat tidak sengaja aku jalan kegramedia untuk sekedar iseng dan cari inspirasi. Disana aku membaca buku hijab in love miliki mba oki setiana dewi yang menceritakan kisah perjuangannya memakai jilbab hingga benar-benar menjadi figure wanita yang sholehah. Aku berfikir saat itu bisakah aku seperti kisah inspiratif yang membuat banyak orang menjadi tergugah untuk menjadi lebih baik.
Saat aku kehilangan arah, merasa sendiri tidak memiliki siapapun, putus asa tidak tau harus berlari kepada siapa lagi, tangisan meledak dalam kamar yang mungkin hanya semut dan cicak penghuni kamar makhluk di dunia ini yang mendengarkan tangisanku. Aku ingat bagaimana Allah masih terus menguatkanku dangan seiring berganti datang teman-teman baru yang datang mengisi kesunyian ini seperti adanya kegiatan karate yang aku ikuti, mama yang terus telfon dan memberikan nasehatnya untuk tetap berusaha itu mungkin tidak setiap hari aku dapatkan diantara hari-hari yang aku jalani, tapi itu adalah hal harus aku pertimbangkan dan hal yang harus aku perjuangkan bahwa aku tidak sendiri dan jangan pernah merasa tidak memiliki siapapun.
Perasaan sendiri hanya akan membuatku semakin lemah dan tidak berbuat apapun. Dan hal yang membuatku seperti disiram air es untuk disadarkan kembali adalah saat membaca firman Allah surah Al-baqorah: 186
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah_Ku dan beriman kepadaku, agar memeproleh kebenaran.
Aku merasakan cambukan dan perasaan malu dalam diri, aku terus memohon kepada Allah untuk dilancarkan rejeki dan menjadi sukses tapi memenuhi perintahNya aku merasakan jauh sekali dan masih sangat kurang. Aku ingin sakali sengubah semua prilaku dalam diriku sedikit sedemi sedikit kearah yang lebih baik lagi, aku merasa saat sulit ini adalah saat dimana Allah sedang menegurku untuk menjadi lebih baik lagi dan mengingatkanku akan sembuah perjuangan yang indahnya suatu saat nanti. Aku yakin jika aku berhasil melewati ini aku akan menjadi benar-benar sukses seperti yang jijanjikan Allah kepada setiap umatnya yang selalu berusaha dan berdoa hanya kepadaNya.
Aku sadar sekali aku bukanlah manusia dengan segala kesempurnaan, aku bukan terlahir dari keluarga yang memiliki kekayaan yang berlimpah, aku bukan lerlahir dari keluarga ustad, dan aku bukan dari keluarga pejabat yang memiliki kekuasaan. Aku sadar aku harus memulai kehidupan untuk lebih baik lagi benar-benar dari bawah dan dengan perjuangan kedua tangan dan kaki yang harus terus melangkah. Aku harus banyak bersykur karena aku selalu diberikan kecukupam rejeki yang tak pernah kurang dari kedua orang tuaku. Mama dan bapak tidak pernah mengajarkanku untuk boros terhadap hal-hal yang dirasa kurang penting walaupun aku sangat menginginkannya. Tapi mama dan bapak selalu memenuhi kebutuhan yang aku perlukan dan tidak akan membiarkan anaknya berbeda dari teman-temannya. Ucapan terimakasih saja sangatlah kurang bagiku. Kata maaf saja masih kurang untuk semua kelakuanku yang kadang masih sering banyak menuntut. Sadar diri ini masih banyak sekali kekurangan dan masih banyak yang harus diperbaiki.
Dalam diam, dalam harapan, dan dalam hayalan selalu ada rasa ingin membahagiakan orang yang baling berjasa dalam hidupku. Aku ingin sekali suatu saat nanti bisa membahagiakan mereka. Ini adalah mimpi seseorang anak perempuan yang belum menjadi apa-apa.



Jumat, 05 Desember 2014

Cinta itu Seribu Rasa

Cinta pertama kali aku mengenalnya mungkin bisa dibilang terlambat untuk umur 20. Benar benar jatuh kedalamnya adalah tangisan (nyesek banget gak sih), iya lah siapa coba yang suruh jatuh. Jatuh itu sakit bangun itu semangat (cielah kayak lagunya AMPM) kata pungjangga cinta itu luka yang tertunda walaupun awalnya selalu indah, jika bukan jodohnya siap-siap terluka. Gitu deh sedikit liriknya, banyak lagi sih lagu cinta yang mengispirasi para pencinta dan banyak juga yang menggalau untuk para jomblo (siapa yaa yang jomblo, aku sih iya haha).
Susah deh kalau udah urusan cinta. Aku gak tau harus berkata apa karena cinta itu rasa sulit untuk di artikan dalam bahasan teori buat yang udah mengalaminya. Cuma saran aja bagi para cewek yang perasaannya lebih dominan dari pada logikanya hati-hatilah meletakkan hati pada seorang pria. Pria itu tidak bisa disalahkan juga karena sakit hati yang kita rasakan, tapi pria yang pengguna logika juga harus pengertian, dan di pake logika perasaannya gimana sih rasanya jadi cewek kalau udah sakit hati karena loe, jadi loe gak semena mena menetang-mentang logika loe itu lurus kayak jalan toll (loh kok aku yang emosi gak jelas, pengalaman buu. Haha).
Untuk menulis dan membahas cinta itu perlu kegalauan (menurut aku sih). Karena kebetulan nih galau aku udah sembuh jadi untuk cinta yang dibahas kali ini akan lebih netral untuk kaum cowok dan ceweknya. Cinta itu katanya sih banyak rasanya coklat strowbery, jeruk, lemon, dan lain lain (ini cinta apa nutrisari yak). Cinta itu satu paket rasanya ada bahagia, sedih, dan galau percaya deh kalian yang pernah ngerasain atau yang sedang ngerasain cinta saat ini pasti setuju dengan aku.
            Kita tidak bisa merencanakan dan memilih siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita untuk masa depan (eeaaa bahasanya), siapa pria atau wanita beruntung yang akan mendapatkan cinta suci kita ini (oooeeekk mual mau membahas ini). Oke lanjut aja yaa, yang harus kita lakukan adalah melakukan perbaikan diri untuk menjadi manusia lebih baik dari sebelumnya, percaya deh jodoh itu adalah cerminan diri kita. Jika kita belum bisa memperbaiki pola pikir dan sikap yang lebih baik lagi, jodoh kita akan apa adanya seperti diri kita yang apa adanya. Apa adanya itu boleh tapi bukankah lebih baik jika ada apanya, maksunya hidup itu jangan pasrah dengan keadaan, tapi diusahakan dulu yang terbaik. Tujuan kita di dunia ini bukan hanya sekedar hubungan kepada sesama manusia tapi juga kepada pencipta kita Allah SWT. Jadi please jangan hanya puas dengan kenikmatan kenyaman dan kesempurnaan dunia kita dengan beribadah kepada Sang Pencipta dengan apa adanya. Sebisa mungkin pilihlah pasangan hidup yang akan membawa kita lebih dekat dengan kepada Allah.
            Berhati-hatilah dengan perasaan cinta yang berlebihan, usahakan control diri kita terhadap perasaan itu. Sekuat apapun seseorang akan selalu dilemahkan oleh perasaannya sendiri. Sehebat apapun seseorang akan di tundukkan dengan hatinya sendiri. Cinta katanya di letaknya dihati, tapi untuk tepatnya aku kurang tau ya dihati atau di jantung hahaha.. yang jelas nih yaa mau di hati mau di jantung yang namanya cinta akan menutup mata kita untuk melihat kenyataan dan logika yang sebenarnya. seperti lagunya otak yang liriknya:
ku tak mau tahu baik atau tidak, aku sama kamu I love you, ku tak mau lihat siapa kamu apapun terjadi  I love you… biar terluka biar terksiksa aku Cuma bisa mencintaimu.
Duuuh kalau cinta yang sudah kayak gitu gimana coba tersiksanya, hidup enggan mati pun tak mau. Kita harus punya prinsip yang kokoh bahwa cinta itu harus bahagia, walaupun yang namanya hubungan itu tidak akan mulus. Tapi setidaknya jika ada prinsip bahagia kita akan menjadikan itu patokan saat krikil-krikil itu mulai datang kita akan memecahkannya bersama. Bukankah lebih baik jika hubungan itu selalu beriringan dan bahagia selalu (maunya sih gitu).
Jangan pernah mau jika pasangan anda berkata “jalani aja dulu”. Setiap hubungan ya pasti dong dijalani, kalau gak dijalani mau gimana di loncati (emang pocong), dijalani boleh tapi harus punya tujuan yang pasti kearah yang lebih serius. Kalau memang saat diperjalanan itu ada halangan rintangan yang menghadang (kayak lagu kera sakti yaak haha) dan terpaksa harus putus ya berarti memang belum jodohnya.
Untuk yang sudah menemukan jodohnya jagalah hubungan dengan kegiatan yang bernilai manfaat, karena yang bermanfaat tidak semuanya membosankan. Untuk yang belum mendapatkan jodohnya terus perbaiki diri, menjadi pribadi yang lebih baik lagi, hilangkan ke egoisan diri, jangan paksakan orang yang mencintaimu nanti menerima kamu apa adanya. Walaupun kenyataanya jodoh itu nantinya akan menerimamu apa adanya, tapi akan kah lebih baik jika berusaha saling mendi yang terbaik.

Bahagialah di dunia untuk juga di akhiratmu. Kita jangan hanya sibuk memikirkan hidup enak dan bahagia di dunia, tapi melupakan bagimana bisa meninggal dengan bahagia dan nikmatnya diakhirat nanti (Astagfirullahal’asziim).