TUGAS
: Teori Akuntansi
NAMA :
Novita Retna Sari
NIM :
20100420011
PENDAHULUAN
Pengertian
akuntansi secara umum dapat di identifikasikan sebagai proses pencatatan,
pengklasifikasian, peringkasan, pengolahan, dan penyajian data yang berhubungan
dengan keuangan yang dapat digunakan sebagai pengambil keoutusan.
Indonesia adalah salah satu negara
berkembang. Masalah umum yang sering dihadapi negara berkembang adalah
tingginya tingkat inflasi. Dalam ilmu ekonomi,
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya
ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses
dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI danGDP Deflator.
PEMBAHASAN
AKUNTANSI INFLASI
Inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan
dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi
barang. Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses
dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi.
Akuntansi inflasi adalah suatu prose
pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah
diperhitungkan dalam peribahan tingkat harga, sehingga informasi yang
dihasilkan menunjukkan suatu ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yangn
berlaku.
Penggolongan Inflasi
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat
dibedakan :
1.
Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2.
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3.
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Dampak Inflasi
a)
Dampak Positif
·
Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
·
Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan
pengusaha bertambah.
·
Kesempatan
kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
·
Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang,
karena kenaikan pendapatan kecil.
b)
Dampak Negatif
·
Harga barang-barang dan jasa naik.
·
Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau
berkurang
·
Menimbulkan tindakan spekulasi.
·
Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
·
Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua
hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi. Inflasi tarikan
permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang
berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap
faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini
terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi desakan biaya (cost push
inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga
mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan
harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS
akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Pihak-pihak yang Mendapatkan
Keuntungan dan yang Menderita Kerugian Akibat Terjadinya Inflasi.
1. Pihak-pihak yang diuntungkan
a.
Parapengusaha,
yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan
produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
b.
Para
pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga
barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin
mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
c.
Para
spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan
cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan
menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan
harga sangat menguntungkan mereka.
d.
Para
peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik,
sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi
peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum
terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang
mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah
angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.
2. Pihak-pihak yang dirugikan
a.
Parakonsumen,
karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit
jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
b.
Mereka
yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga
barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat
dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang,
sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit
diharapkan.
c.
Para
pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat
menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan
mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang
dikerjakan
d.
Para
pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan
menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum
inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.
e.
Para
penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan
lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi.
Badan Standar Akuntansi Internasional
·
IASB
meyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang
lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami
hiperinflasi.
·
IAS
29: “Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan penyajian
ulang informasi laporan keuangan utama
·
Penyajian
ulang dengan daya beli konstan pada tanggal neraca, bisa dengan model Historical Cost atau dengan Current Cost
·
Keuntungan
dan kerugian daya beli dimasukan ke dalam laba berjalan.
Akuntansi untuk Inflasi di Luar Negeri
FASB 89 mendorong perusahaan untuk
memperhitungkan perubahan harga, tapi sebenarnya masih meninggalkan
permasalahan, yaitu:
1.
Perusahaan mempertahankan nilai aktiva non moneter berdasarkan
biaya historis atau ekuivalen dengan biaya kini ?
2.
Perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya
kini tambahan atas operasi luar negeri dengan dua metode:
1) Restate – Translate
2) Translate – Restate
Investor memerlukan laporan keuangan
yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik, bukan tingkat harga umum.
Alasannya adalah : Penyesuaian tingkat harga spesifik menentukan jumlah
maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen tanpa mengurangi
kapasitas produktifnya.
Masalah Restate-Translate Vs Translate-Restate bukan
suatu hal yang penting jika menggunakan historical cost. Jadi, prosedur
penyesuaian tingkat harga yang direkomendasikan adalah :
11. Sajikan
ulang laporan keuangan untuk mencerminkan perubahan dalam harga spesifik.
22. Translasikan
akun-akun menggunakan suatu nilai konstan (Kurs pada tahun dasar atau tahun
sekarang)
33. Gunakanlah
indeks harga spesifik yang relevan untuk menghitung keuntungan dan kerugian
moneter.
Isu-Isu Mengenasi Inflasi
Ada Empat Isu Akuntansi Inflasi:
1. Apakah dolar konstan atau Current Cost yang lebih baik untuk mengukur
pengaruh inflasi?
2. Perlakuan Akuntansi terhadap
keuntungan dan kerugian inflasi
3. Akuntansi inflasi luar negri
4. menghindari fenomena “kejatuhan
ganda”
General Price Level
Accounting (GPLA)
Di Indonesia, General Price Level
accounting dikenal sebagai Akuntansi tingkat harga umum menyatakan bahwa nilai
sesungguhnya dari Rupiah (disingkat Rp) ditentukan oleh barang atau jasa yang
dapat diperoleh, yang biasa disebut daya beli. Dalam masa inflasi ataupun
deflasi, jumlah barang/jasa yang dapat diperoleh berubah dengan nilai uang
nominal yang konstan, yang berarti bahwa daya beli Rupiah berubah. Akuntansi
tingkat harga umum akan mengadakan penyajian kembali komponen-komponen laporan
keuangan ke dalam Rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali
tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi
berdasarkan nilai histories. Penyesuaian atas besaran keuangan untuk inflasi
guna mencerminkan nilai harga umum atau tingkat harga umum dan penggunaan nilai
yang telah disesuaikan tersebut dalam akuntansi. Perubahan tingkat harga umum
dapat dihitung atau diukur dengan indeks harga. Indeks harga yang biasa
digunakan adalah indeks harga konsumen, yaitu suatu indeks yang menyajikan
perubahan periodic dalam biaya kelompok barang- barang terpilih yang dibeli
konsumen yang digunakan sebagai ukuran inflasi.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
adalah bahwa pada masa inflasi, laporan keuangan GPLA lebih informatif dibanding
historical cost, namun material atau tidaknya perbedaan yang ditimbulkan GPLA
tergantung pengaruhnya terhadap perusahaan tersebut, sehingga GPLA bukan
dimaksudkan untuk mengganti laporan keuangan historical cost, tetapi hanya
sebagai supplement report untuk digunakan sebagai informasi tambahan dalam
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan
keuangan sehingga tujuan dari pelaporan akuntansi terpenuhi. Hal ini didasari
oleh pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa informasi
tambahan antara lain mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat
tidak mengikat.
Referensi
wah ini ilmu akutansi yang baru saya pahami disini sebab saya ga tahu tentang ini sebelumnya ...
BalasHapustrimakasih :)
iyaa sama2. Alhamdulliah jika bermanfaat
Hapus