Senin, 11 Juni 2012

Masa Kecilku

Aku adalah anak yang terlahir dengan kesempurnaan yang telah diberikan oleh Allah SWT, aku punya satu kakak perempuan dan satu adik laki-laki. Orang sering membandingkan aku dengan kakaku yang cerwet dan dia cantik, imut dari kecilnya, sedangkan aku biasa saja, itu sedikit banyak mempengaruhi mentalku yang ditanamkan dari kecil sehingga aku menjadi anak yang tidak percaya diri dan pemalu karena selalu dapat perbandingan-perbandingan itu yang baru aku sadari saat ini. Adekku juga sangat berbeda dengan aku, aku lebih cantik dari dia, karena dia juga laki-laki dia anak yang nakal tapi jujur aku sangat sayang dengannya walaupun rasa sayang itu biasanya aku ungkapkan dengan memarahinya. 



Aku tidak ingat masa aku bayi seperti apa, yang aku tau dari cerita-cerita orang, mama dan bapak sangat sayang dengan aku, dari mulai aku masih dalam kandungan yang bisa dibilang hampir 10 bulan, sampai lahirlah dan aku tumbuh menjadi gadis kecil belia. Disitu aku sedikit banyak ingat mengenai masa kecilku yang kalau aku bayangkan seperti kurang adanya perhatian dan kasih sayang. Aku sering bermain dengan kakak di sekitar desa dengan anak-anak lain, bermain sesuka hati seperti anak lain. Setiap aku bermain mama tidak pernah mencari aku dan kakak, mama selalu menbiarkan kami bermain sesuka hati hingga habis waktu seharian hanya untuk bersenang-senang sampai aku pernah merasakan bahwa aku adalah seperti anak ayam yang lepas dari induknya, tapi saat itu tidak ada pikiran dalam hatiku, aku merasa diabaikan yang aku pikirkan hanyalah anak-anak yang taunya hanya main setelah pulang sekolah. Biasanya setelah kami pulang dengan baju yang kotor seharian yang aku sering alami, mama hanya diam dan tiba-tiba marah, yang sebenarnya aku tak mengerti saat itu. Itu terus berlanjut dari hari kehari.
Aku merasakan kedekatan dengan mama dan perhatiannya hanya ketika mau ulangan, mama begitu semangatnya mengajarin aku agar dapat nilai bagus. Aku dimarahi, dibantak jika tidak bisa, yang sebenarnya itu hanya membelenggu batinku. kadang sampai aku menangis, karena aku anak kecil yang begitu polosnya aku hanya ingin membela diri tapi, selalu dimarahi. aku tidak suka dibanding-bandingkan dengan anak lain, tapi itu selalu mama lakukan. 
Aku merasakan mama adalah orang tua yang terkadang penuh kasih sayang, tapi juga terkadang dingin, begitu pula dengan bapak yang terlebih waktunya lebih banyak ditempat kerja. Adanya kata-kata mesra antara anak dan orang tua sama sekali jarang bahkan tidak terdengar ucapan itu dalam keluarga. sampai sekarang pun kata-kata itu terasa kaku di lidah, tidak seperti teman-teman yang biasa mengumbar kata-kata mesra mereka dengan orang tuanya.  
Aku dapat memahami apa maksud dari sikap-sikap mama setelah beliau bercerita pada masa kecil yang yang sulit dan penuh perjuangan dalam hidup dimasa yang serba minimalis. Mama bercerita bangaimana sulitnya mencari sesuap nasi, sehingga dimarah-marah orang, bagaimana susahnya ketika harus tinggal di tempat orang lain untuk bisa bersekolah. Berlinangan air mata ketika aku mendegar semuah itu, tapi aku tak ingin mama melihatnya walaupun aku tau kalau mama melihatku menangis. Biliau ingin aku menjadi anak yang mandiri dan tidak manja karena itu mama menerapkan sikap nenek dan kakung pada anak-anaknya, walaupun aku tau seharusnya sikap itu sudah kuno dan seharusnya tidak diterapkan lagi di jaman sekarang. mama ingin kita seperti dirinya dimasa lalu, sedangkan sekarang sudah tidak ada lagi masa seperti itu. tapi bagaimana pun sikap beliau dia adalah ibu terbaik nomer satu di dunia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar