Rabu, 17 Desember 2014

Saat itu Harapanku

Hari ini aku memasukan lamaran pekerjaan untuk kesekian kalinya dengan harapan mendapatkan panggilan dan bisa segera sibuk bekerja seberti banyak teman-teman lainnya. Dan seperti biasanya tidak banyak yang aku lakukan untuk hari ini, hanya dikamar kos yang kecil yang setiap kali jalan berapa langkah sudah sampai dengan tembok lagi, tidur saat sudah sangat lelah apa lagi yang harus aku lakukan , dan sesekali mengecek hp kali aja ada yang bbm tiba-tiba ngajak jalan atau makan bareng (ngarep banget), atau mungkin tiba-tiba ada teman yang Tanya kabar. Entah harapan atau hayalan yang hampir setiap hari aku lakukan ini. Dimana ingin sekali sibuk dengan pekerjaan menjadi wanita karir dan memiliki seseorang yang sayanga special, iya tau lah pacar maksud aku.
Tidak sedikit yang aku pikirkan setiap harinya untuk bagaimana aku bisa berjalan seperti yang lainnya dengan banyak kekuatan dari cinta setiap pasangannya. Tapi yang harus aku kuatkan saat ini adalah bagaimana aku bisa menemukan kembali jati diriku yang aku merasa itu hilang. Tuhan aku semakin merasakan bahwa sangat keroposnya imanku.
Aku memahami betapa keroposnya imanku dan aku diingatkan ini saat tidak sengaja aku jalan kegramedia untuk sekedar iseng dan cari inspirasi. Disana aku membaca buku hijab in love miliki mba oki setiana dewi yang menceritakan kisah perjuangannya memakai jilbab hingga benar-benar menjadi figure wanita yang sholehah. Aku berfikir saat itu bisakah aku seperti kisah inspiratif yang membuat banyak orang menjadi tergugah untuk menjadi lebih baik.
Saat aku kehilangan arah, merasa sendiri tidak memiliki siapapun, putus asa tidak tau harus berlari kepada siapa lagi, tangisan meledak dalam kamar yang mungkin hanya semut dan cicak penghuni kamar makhluk di dunia ini yang mendengarkan tangisanku. Aku ingat bagaimana Allah masih terus menguatkanku dangan seiring berganti datang teman-teman baru yang datang mengisi kesunyian ini seperti adanya kegiatan karate yang aku ikuti, mama yang terus telfon dan memberikan nasehatnya untuk tetap berusaha itu mungkin tidak setiap hari aku dapatkan diantara hari-hari yang aku jalani, tapi itu adalah hal harus aku pertimbangkan dan hal yang harus aku perjuangkan bahwa aku tidak sendiri dan jangan pernah merasa tidak memiliki siapapun.
Perasaan sendiri hanya akan membuatku semakin lemah dan tidak berbuat apapun. Dan hal yang membuatku seperti disiram air es untuk disadarkan kembali adalah saat membaca firman Allah surah Al-baqorah: 186
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah_Ku dan beriman kepadaku, agar memeproleh kebenaran.
Aku merasakan cambukan dan perasaan malu dalam diri, aku terus memohon kepada Allah untuk dilancarkan rejeki dan menjadi sukses tapi memenuhi perintahNya aku merasakan jauh sekali dan masih sangat kurang. Aku ingin sakali sengubah semua prilaku dalam diriku sedikit sedemi sedikit kearah yang lebih baik lagi, aku merasa saat sulit ini adalah saat dimana Allah sedang menegurku untuk menjadi lebih baik lagi dan mengingatkanku akan sembuah perjuangan yang indahnya suatu saat nanti. Aku yakin jika aku berhasil melewati ini aku akan menjadi benar-benar sukses seperti yang jijanjikan Allah kepada setiap umatnya yang selalu berusaha dan berdoa hanya kepadaNya.
Aku sadar sekali aku bukanlah manusia dengan segala kesempurnaan, aku bukan terlahir dari keluarga yang memiliki kekayaan yang berlimpah, aku bukan lerlahir dari keluarga ustad, dan aku bukan dari keluarga pejabat yang memiliki kekuasaan. Aku sadar aku harus memulai kehidupan untuk lebih baik lagi benar-benar dari bawah dan dengan perjuangan kedua tangan dan kaki yang harus terus melangkah. Aku harus banyak bersykur karena aku selalu diberikan kecukupam rejeki yang tak pernah kurang dari kedua orang tuaku. Mama dan bapak tidak pernah mengajarkanku untuk boros terhadap hal-hal yang dirasa kurang penting walaupun aku sangat menginginkannya. Tapi mama dan bapak selalu memenuhi kebutuhan yang aku perlukan dan tidak akan membiarkan anaknya berbeda dari teman-temannya. Ucapan terimakasih saja sangatlah kurang bagiku. Kata maaf saja masih kurang untuk semua kelakuanku yang kadang masih sering banyak menuntut. Sadar diri ini masih banyak sekali kekurangan dan masih banyak yang harus diperbaiki.
Dalam diam, dalam harapan, dan dalam hayalan selalu ada rasa ingin membahagiakan orang yang baling berjasa dalam hidupku. Aku ingin sekali suatu saat nanti bisa membahagiakan mereka. Ini adalah mimpi seseorang anak perempuan yang belum menjadi apa-apa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar